RESUME BUKU “BETON PRATEGANG”
KARANGAN N KRISHNA RAJU, PENERBIT: ERLANGGA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA
SURABAYA
2010
-----------------------------------------------
Bab Satu:
Pendahuluan
1.4. Peristilahan
Tendon: Suatu unsur yg direntangkan yang
dipakai dalam suatu komponen struktur beton untuk memberi prategang pada beton
tersebut. Pada umumnya, kawat, batang, kabel atau strand yang terbuat dari baja
berkekuatan tarik tinggi, dipakai sebagai tendon.
Angkur: Suatu alat yang umumnya dipakai
untuk memungkinkan tendon memberikan dan memelihara prategang pada beton.
Angkur yang biasa dipakai ialah system Freyssinet, Magnel Blaton,
Gifford-Udall, Leondhart-Baur, Lee Mc Call, Dywidag, Roebling, dan B.B.R.V.
Pratarik: Suatu metode untuk memberi
prategang pada beton di mana tendon ditarik sebelum beton dicor. Dalam metode
melalui rekatan antara baja dan beton.
Pascatarik: Suatu metode untuk member prategang
pada beton dengan menarik tendon terhadap beton yang telah mengeras. Dalam
metode ini, prategang diberikan pada melalui bantalan.
Beton prategang terekat (bonded
prestressed concrete): Beton dimana prategang diberikan pada beton melalui rekatan
(bond) antara tendon dan beton sekelilingnya. Batang-batang pratarik termasuk
dalam kelompok ini.
Beton prategang tak-terekat
(non-bonded prestressed concrete): Suatu metode konstruksi di mana tendon tidak terekat
pada beton sekelilingnya. Tendon dapat ditempatkan di dalam saluran yang
dibentuk di dalam batang atau dapat ditempatkan di luar penampang beton.
Prategang penuh: Beton prategang di mana
tegangan tarik pada beton ditiadakan seluruhnya pada beban kerja dengan
mendapatkan prategang yang cukup tinggi pada batangnya.
Prategang terbatas atau parsial: Tingkat prategang yang
diberikan pada beton di mana tegangan tarik sampai tingkat tertentu
diperkenankan dalam beton pada beban kerja. Dalam hal ini, sebagai tambahan
terhadap baja yang ditarik, tulangan yang tidak ditarik dalam proporsi yang
cukup besar pada umumnya dipakai untuk membatasi lebar retakan yang timbul pada
beban layan.
Prategang moderat: Pada tipe batang ini, tidak
diberikan pembatasan terhadap besarnya tegangan tarik pada beban kerja. Menurut
Leondhart, bentuk konstruksi ini bukan merupakan beton prategang yang
sebenarnya, melainkan dianggap sebagai beton bertulang dengan pengurangan
retakan dan penampangnya harus dianalisis sesuai denganperaturan beton
bertulang, yakni sebagai suatu kasus lentur yang dikombinasikan dengan gaya
aksial.
Prategang aksial: Batang-batang di mana
seluruh penampang melintang beton mempunyai suatu prategang tekan yang seragam.
Dalam tipe prategang ini, titik berat tendon berimpit dengan titik berat titik
berat penampang beton.
Prategang eksentris: Suatu penampang di mana
tendon eksentris terhadap titik berat yang menghasilkan suatu distribusi
tegangan tekan berbentuk segitiga atau trapezium.
Prategang konkordan (concordant): Prategang batang dimana
kabel-kabel mengikuti suatu profil yang serasi. Dalam hal struktur statis
tak-tentu, prategang konkordan tidak menyebabkan perubahan apa pun pada
reaksi-reaksi tumpuan.
Prategang tak-berdistorsi: Pada tipe ini, pengaruh
gabungan dari tingkat prategang dan tegangan-tegangan akibat berat mati adalah
sedemikian rupa sehingga lendutan pada sumbu batangnya dicegah. Dalam hal
demikian, momen-momen yang disebabkan oleh prategang dan berat mati yang tepat
seimbang hanya menghasilkan suatu gaya aksial pada batang yang bersangkutan.
Prategang uniaksial, biaksial dan
triaksial:
Istilah-istilah ini menunjuk kepada kasus-kasus di mana beton diberi prategang
dalam satu arah, dalam dua arah yang tegak lurus satu sama lain, dan dalam tiga
arah yang saling tegak lurus.
Prategang melingkar: Istilah ini menunjuk kepada
prategang pada batang bundar seperti tangki dan pipa.
Transfer atau pemindahan: Tahap yang sesuai dengan
pemindahan prategang ke beton. Untuk batang pratarik, transfer terjadi pada
waktu pelepasan prategang dari dinding turap; untuk batang pascatarik, hal ini
terjadi setelah proses penarikan selesai.
Tulangan suplementer atau tulangan
tanpa-tarikan:
Tulangan pada batang prategang yang tidak ditarik terhadap beton sekelilingnya
sebelum pemberian beban. Pada umumnya tulangan ini dipakai pada batang
prategang parsial.
Panjang transmisi: Panjang pengangkuran
rekatan kawat prategang mulai dari ujung suatu batang pratarik sampai titik dengan
tegangan baja penuh.
Beban retak: Beban pada unsur struktural yang
bersesuaian dengan retakan yang tampak pertama kali.
Rangkak pada beton: Bertambahnya deformasi
tak-elastis secara bertahap pada beton di bawah komponen tegangan
terus-menerus.
Susut beton: Kontraksi beton pada proses
pengeringan.
Relaksasi pada baja: Berkurangnya tegangan pada
baja pada regangan konstan.
Tegangan tulen (proof stress): Tegangan tarik pada baja
yang menghasilkan suatu regangan sisa sebesar 0,2 persen dari panjang alat-alat
ukur asli pada saat beban diangkat.
Koefisien rangkak: Rasio regangan total pada
terhadap regangan elastic pada beton.
Kabel penyumbal (cap cable): Suatu tendon pendek yang
melengkung yang disusun pada tumpuan-tumpuan interior balok menerus. Angkur-angkurnya
berada di dalam daerah tegangan tekan, sedangkan bagian yang melengkung berada
di dalam daerah tegangan tarik.
Tingkat prategang: Suatu ukuran besarnya gaya
prategang dalam kaitannya dengan tegangan resultan yang terjadi pada batang
struktural pada beban kerja.
Hilang rekatan (debonding): Pencegahan terjadinya
rekatan antara kawat baja dan beton sekelilingnya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Bab Dua:
Material untuk Beton Prategang
2.1. BETON BERKEKUATAN TINGGI
2.1.1. Campuran Beton Berkekuatan
Tinggi
Campuran beton berkekuatan tinggi dapat didesain
dengan memakai salah satu dari metode-metode yang telah ditentukan berikut ini:
1.
Metode empiris Erntroy dan Shacklock,
2.
Prosedur desain campuran American Concrete Institute untuk
beton tanpa slump,
3.
Grafik desain campuran Murdock berdasarkan indeks permukaan
dan ketajaman agregat,
4.
Prosedur Road Note No. 4.
2.1.2. Persyaratan Kekuatan
Kekuatan tekan kubus 28 hari
minimum yang ditentukan di dalam peraturan I.S. adalah 40 N/mm2
untuk batang pratarik dan 30 N/mm2 untuk batang pascatarik.
Perbandingan standar kekuatan silinder terhadap kekuatan kubus dianggap sebesar
0,8 bila tidak tersedia data percobaan yang relevan. Suatu kadar semen minimum
sebesar 300 sampai 360 kg/m3 telah ditetapkan terutama untuk
memenuhi persyaratan daya tahan. Untuk mengamankan terhadap susut yang
berlebihan, peraturan B.S. menetapkan bahwa kadar semen dalam campuran
sebaiknya tidak melebihi 530 kg/m3.
TABEL 2.1. Tegangan Maksimum yang Diperkenankan
pada Beton:
2.1.4.
Susut Beton
Nilai-nilai
susut sisa total yang dianjurkan dalam peraturan I.S. untuk keperluan desain
adalah 3,0 x 10-4 untuk batang
pratarik dan (2,0 x 10-4)/log (t+2)
untuk batang pascatarik, dimana t adalah umur beton pada saat transfer dalam
hari.
2.1.5.
Rangkak Beton
Susut serta rangkak beton pada dasarnya sama asalnya,
sebagian besar adalah akibat perpindahan tempat air di dalam lubang-lubang
kapiler pasta semen. Oleh karena bertambahnya regangan di bawah suatu tegangan
yang terus-menerus adalah beberapa kali besarnya regangan pada pembebanan, maka
regangan merupakan hal penting dalam batang struktur prategang.
Berbagai
faktor yang mempengaruhi rangkak beton adalah kelembaban relative, tingkat
tegangan, kekuatan beton, umur beton pada pembebanan, lamanya tegangan,
perbandingan air/semen, dan tipe semen serta agregat pada beton. Untuk tegangan
sampai dengan kira-kira setengah kekuatan hancur beton, rangkak berbanding
lurus dengan tegangan, akan tetapi di atas nilai ini, rangkak bertambah lebih
cepat.
2.1.6.
Karakterisitik Deformasi dari Beton
Rumus-rumus:
2.1.7.
Desain Campuran Beton Berkekuatan Tinggi
Sifat-sifat
campuran beton berkekuatan tinggi dengan kekuatan tekan di atas 40 N/mm2
banyak dipengaruhi oleh sifat-sifat agregatnya di samping pengaruh perbandingan
air/semen. Untuk mencapai kekuatan yang tinggi, perlu digunakan perbandingan
air/semen yang serendah mungkin yang selalu berpengaruh terhadap mudahnya
pengerjaan campuran yang bersangkutan dan diperlukan pemakaian teknik vibrasi
khusus untuk pemadatan yang baik.
2.1.8.
Grafik-grafik Empiris dari Erntroy dan Shacklock
Erntroy
dan Shacklock telah mengusulkan grafik-grafik empiris yang menghubungkan
kekuatan tekan dengan suatu “Angka Referensi” untuk beton yang dibuat dengan
agregat kasar, granit pecah, dan kerikil tak beraturan. Hubungan antara
perbandingan air/semen dan angka referensi untuk ukuran agregat maksimum 20 mm
dan 10 mm ditunjukkan dalam Gambar 2.5 di mana ditinjau empat tingkat kemudahan
pengerjaan yang berlainan. Batas-batas tingkat kemudahan pengerjaan tersebut
bervariasi dari “Sangat rendah sekali” sampai “Tinggi” yang bersesuaian dengan
nilai-nilai factor pemadatan yang besarnya berturut-turut adalah 0,65 dan 0,95.
Gambar 2.1 Hubungan antara Kekuatan Tekan dan Angka Referensi (Erntroy dan Shacklock)
Gambar
2.2 Hubungan antara Kekuatan Tekan dan Angka Referensi
(Erntroy dan Shacklock)
Gambar 2.1 Hubungan antara Kekuatan Tekan dan Angka Referensi (Erntroy dan Shacklock)
Gambar
2.1 Hubungan antara Kekuatan Tekan dan Angka Referensi
(Erntroy dan Shacklock)
Prosedur Desain Campuran:
1.
Kekuatan rencana
rata-rata diperoleh dengan memakai faktor-faktor kontrol yang tepat pada
kekuatan minimum yang telah ditentukan.
2. Untuk pemakaian tipe semen dan agregat yang telah
ditentukan, angka referensi yang sesuai dengan kekuatan rencana pada umur
tertentu diinterpolasikan dari Gambar 2.1-2.4.
3. Perbandingan air/semen untuk mencapai tingkat
kemudahan pengerjaan yang diinginkan dan sesuai dengan angka referensi
diperoleh dari Gambar 2.5 untuk agregat dengan ukuran maksimum 20 mm dan 10 mm.
4. Perbandingan agregat/semen untuk memberikan tingkat
kemudahan pengerjaan yang diinginkan dengan perbandingan air/semen yang
diketahui diperoleh dari Tabel 2.4 dan 2.5.
5. Dengan mengetahui perbandingan air/semen dan
agregat/semen serta berat jenis bahan-bahan campuran, kadar semen dapat
siperoleh dengan metode volume mutlak.
6.
Banyaknya
takaran (batch) dihitung setelah penyesuaian kadar kelembaban pada agregat.
( Maaf untuk sementara dokumen terpotong. )
==================================================================
( Maaf untuk sementara dokumen terpotong. )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar